Laman

Jumat, 28 Desember 2012

RUMAH TANGGA



MENGEMUDI BAHTERA RUMAH TANGGA
          Hidup berumah tangga bagaikan mengemudi bahtera ditengah samudra luas. Lautan kehidupan seperti tidak bertepi, dan medan hamparan kehidupan sering tiba-tiba berubah. Memasuki lembaran baru hidup keluarga biasanya dipandang sebagai pintu kebahagiaan. Segala macam harapan kebahagiaan ditumpahkan pada lembaga keluarga . Akan tetapi setelah priode “impian indah” terlampaui orang harus mengahadapi relita kehidupan. Sunah kehidupan ternyata adalah “problem” kehidupan manusia, tak terkecuali dalam lingkup keluarga adalah problem, proble sepanjang masa. Tidak ada seorangpun yang hidupnya bebas dari problem, tetepi ukuran keberhasilan hidup justru terletak pada pada kemampuan seseorang mengatasi problem. Sebaik-baik mukmin adalah orang yang selalu diuji tetapi lulus terus, khiyar Al mu’min muffatanun tawwabun(hadits). Problem itu sendiri juga merupakan ujian dari tuhan, siapa siantara mereka yang berfikir positif, sehingga dari problem itu justru lahir nilai kebaikan, liyabluwakum ayyukum ahsanu’ amala(QS/67:2) liyabluwakum fi ma a ta kum (QS/6:165)

AWAL AKHIR PROBLEM HIDUP BERUMAH TANGGA
          Menurut hadits nabi, menemukan pasangan yang cocok (shaleh/shalihah)dalam hidup berumah tangga berarti sudah meraih separoh urusan agama, separoh lagi tersebar diberbagai bidang kehidupan. Hadits ini menggambarkan bahwa “rumah tangga”itu serius dan setra tegis. Kekeliruan orientasi, keliru jalan masuk, keliru persepsi, keliru problem solving dalam hidup rumah tangga akan membawa implikasi yang sangat luas. Oleh karena itu problem hidup berumah tangga adalah problem sepanjang zaman, dari sejak problem penyesuaian diri, problem aktualisasi diri, nanti meluas keproblem anak, problem mantu, cucu dan bahkan tak jarang suami istri yang berusia diatas 60 tahun masih juga disibukan oleh problem komunikasi suami istri, hingga kake nenek itu pisah ranjang.

PERNAK-PERNIK HIDUP
          Mengarungi kehidupan tidak ubahnya mengarungi samudra, terkadang lautan tenang dan laut semilir, tetepi terkadang tanpa diduga datang ombak besar.
Bagi orang-orang yang faham sunatullah laut, maka ia bisa berhitung kapan musim ombak dan kapan musim tenang. Tetapi kehidupan juga sering diungkapkan sebagai “tersandung dijalan rata”, terpeleset oleh “krikil”  kehidupan dan sebagainya.
          Pernik adalah benda kecil tetapi menarik perhatian. Pernak-pernik hidup adalah sesuatu yang sebenarnya tidak berprinsipil, tetapi karena menarik perhatian, maka ia bisa menyita perhatian suami dan istri sehingga sehingga mendistorsi proporsionalitas masalah.
          Manusia sebagai individu adalah unik. Rumah tangga adalah mempersatukan dua keunikan, keunikan suami dan keunikan istri. Jika keunikan suami dan istri menjadi sinergi maka rumah tangga itu mampu mempersepsi stimulus secara proforsional. Tetapi jika dua keunikan itu bertolak belakang, maka segala pernak-pernik yang dipersepsi menjadi prinsipil, dan meresponnya juga dengan sikap prinsipil berbijak pada keunikan masing-masing. Jika keadaan sudah demikian maka sakinah akan menjauh dari rumah tangga, dan sebagai gantinya adalah kesalahfahaman yang berkesinambungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar